oleh: @teguh_estro >> #Pekad
Terjadi
saat masih SMA tahun 2006. Terletak di kota Muara Enim, Sumatera Selatan. Ujian
Akhir Nasional (UAN) sangat menakutkan. Beberapa hari sebelumnya oknum dari dewan pengawas sekolah
memberikan himbauan. Yakni, diperbolehkan menyontek pada 3 mata pelajaran yang
duijikan saat UAN. Bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan Matematika. Ada dua
orang siswa yang menolak dan mereka terkucilkan.
Kegenitan oknum tidak
berhenti sampai disitu. Untuk mata pelajaran lain terdapat himbauan lagi dari
guru. Apabila siswa merasa merasa tidak mampu menyelesaikan soal. Harap
Dikosongkan Saja Soal Yang Sulit…!!!! Usut punya usut ternyata di ruang kantor.
Para guru sudah siap ‘mengisi’ lembar jawaban yang kosong tersebut. Bahkan menghapus
jawaban yang salah di lembar jawaban dan ‘menggantinya’ supaya benar.
Sekolah punya target.
Dewan pengawas punya target. Orang tua wali punya target. Yakni, agar semua
Lulus. Entah bagaimanapun caranya? Barulah terbongkar. Ternyata sekolahku
menjadi terbaik sekabupaten karena itu. Dan perlu diketahui SMA ku itu memang
yang terbaik. Sebab kondisi sekolah lain lebih Parahhh!!!
Ini bukan salah guru (saja). Dalam kasus ini terjadi orang tua yang tidak adil. mereka membebankan tugas mendidik hanya pada guru saja. sedangkan di rumah para siswa tidak diurus secara terdidik. akhirnya kebobrokan sistem yang ada di sekolah tidak direspon.
Ini bukan salah guru (saja). Dalam kasus ini terjadi orang tua yang tidak adil. mereka membebankan tugas mendidik hanya pada guru saja. sedangkan di rumah para siswa tidak diurus secara terdidik. akhirnya kebobrokan sistem yang ada di sekolah tidak direspon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar